15 September
2013, 18:30 Wib.
Hmm..(Menghela
nafas).
Sebuah cerita
lama terukir kembali, keinginan lama yang belum terwujud, harapan besar yang
belum tercapai. Seorang wanita yang hadir dan sudah tak asing. Seorang wanita yang di
gandrum-gandrumi oleh banyak pria.
Malam itu, malam
selasa ku pacuh sepeda motorku ke kota
tetangga. Ada sebuah perintah dari orang tua untuk mengambilkan sesuatu di
sepupu. Karena berhubung gw gak tau jalannya gw meminta antar olehnya dan
temannya. Sesampainya kami tak langsung pulang lagi. Sedikit hiburan karokean
dan makan nasi goreng untuk menghilangkan lapar sejenak. Ku lihat raut mukanya
wanita yang ku sayang tampaknya tak begitu bahagia, hanya sesekali menguap saat
bernyanyi atau lebih sibuk mementingkan handphone yang ada di tangannya atau
terkadang lebih memilih melamun, entah apa yang ada di pikirannya. Gw coba
untuk menghiburnya sesekali dia hanya tertawa ringan dan gw coba untuk
menyuapinya ku lihat bibrinya sulit suka untuk membukakan mulut meskipun ada
candaan sedikit sambil tersenyum.
Sulit sekali
untuk membuatnya perhatian terhadap gw, walaupun kami sudah pulang dan berada
di rumah masing-masing sepertinya dia belum berubah.
Keesokan
harinya..
16 September
2013. 16:30 Wib
Ketika kuliah
gak ada dosen gw memutuskan untuk ke kota tetangga tersebut bersamanya dan
temannya kembali. Kami bertiga mempunyai tujuan yakni untuk bermain ke
rumahnya. Namun sesampainya di sana gw hanya makan mie ayam bertiga. tentu saja
ini agak sedikit kecewa mie yang sudah gw sering menjumpai di daerah gw pun gw
jauh-jauh hanya untuk makan mie ayam. Waktu maghrib telah datang tak ada
kejelasan tujuan gw memutusakan untuk mengajak mereka shalat terlebih dahulu,
setelah gw selsaia shalat bergantian gw
menjaga tas dan melihat sms dari handphonenya seketika itulah Dunia ini serasa
tak lagi berarti, PERHATIAN selama ini sia-sia, PENANTIAN ini terasa percuma,
RASA ini hanyalah seperti bom waktu yang pada saat itu seolah meledak menjadi
bentuk KEKECEWAAN. Gw mendapati sms dari pacarnya. Pada saat itu gw memutuskan
untuk pulang sendiri, temannya mencegah gw namun gw berhasil naik angkot dan
mereka mengikuti gw dari belakang berhubung pada saat itu lampu merah gw
bergegas turun dan nyebrang dengan pikiran kosong dan berharap ada bis datang
namun mereka berdua lebih cepat menghampiri gw hingga akhirnya gw ikut merek
kembali dan di antar ke tempat bis terdekat.